Pekanbaru, Mengingat tingginya laju pertumbuhan
penduduk di Indonesia dan pentingnya masalah Keluarga Berencana (KB),
Menteri Kesehatan pun meminta seluruh sekolah kesehatan yang ada di
Indonesia memiliki kurikulum khusus tentang KB.
"Saya meminta SMK
Kesehatan, sekolah bidan, perawat dan dokter, dimasukkan kurikulum KB
dan kesehatan reproduksi," tutur Menteri Kesehatan, dr Nafsiah Mboi,
SpA, MPH, saat membuka acara 'Rapat Koordinasi Nasional Upaya Percepatan
Pencapaian Target MDGs Bidang KB dan KR Menyikapi Hasil Sementara SDKI
Tahun 2012', di Hotel The Premiere, Pekanbaru, Jumat (15/2/2013).
Menurut
Menkes, masalah KB adalah masalah yang sangat penting. Tidak hanya
menyangkut jumlah penduduk yang terus bertambah, tetapi juga terkait
dengan hal-hal lain seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih
tinggi.
Karena KB juga menyangkut dalam masalah kesehatan, maka
Menkes pun meminta seluruh sekolah kesehatan yang ada di Indonesia,
mulai dari SMK Kesehatan, sekolah perawat, bidan hingga dokter, harus
memiliki kurikulum khusus tentang KB dan kesehatan reproduksi.
"Masalah
KB kan untuk keperluan kesehatan. Ada SMK Kesehatan di semua kabupaten
dan kota, tetapi tidak ada (mengajarkan) tentang KB," jelas Menkes.
Selain
SMK Kesehatan, Menkes juga mengatakan bahwa di sekolah perawat dan
bidan pendidikan tentang masalah KB masih terlalu sedikit. Hal ini
akhirnya menyebabkan banyak perawat atau bidan yang sudah lulus tidak
bisa melakukan praktik pemasangan alat kontrasepsi atau alat KB.
"Sehingga
ketika mereka selesai tidak mampu melaksanakan praktik KB. Misalnya
seorang bidan dia tamat, dia belum bisa memasang IUD," papar Menkes.
Sumber Berita : health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimasih telah memberikan komentar