Rabu, 05 Februari 2014

Dwilistyawardani: “Keluarga Benteng Pertama dan Utama Bina Remaja”


              Pontianak (5/2/14) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat Ir.Dwi Listyawardani M.Sc DipCom mengaku prihatin terhadap tingginya Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Spesific Fertility Rates/ASFR) remaja umur 15-19 tahun  di daerah ini. Dari hasil  Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 diperoleh data bahwa ASFR di Kalimantan Barat mencapai 104/1.000  remaja usia 15-19 tahun, yang berarti dalam 1.000 remaja umur 15-19 tahun terdapat 104 remaja yang melahirkan. Sementara ASFR nasional pada tahun yang sama hanya mencapai 48/1.000. Yang berarti ASFR 2 kali lipat dibanding nasional. 

Ket: Kaper BKKBN Kalbar Ir.Dwi Listyawardani M.Sc DipCom (paling kiri)
ketika dialog di radio komunitas (foto Uli)
Kendati belum ada penelitian tentang kasus apakah kelahirannya berasal dari hubungan seks pra nikah atau setelah menikah, namun tingginya angka ASFR tersebut menunjukkan usia remaja umur 15-19 tahun yang melahirkan cukup tinggi. Dalam dialog menyorot persoalan remaja melalui radio Rabu (5/2/14) Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Ir.Dwi Listyawardani M.Sc DipCom memandang usia melahirkan yang dialami remaja tersebut membahayakan kesehatan ibu maupun bayi yang dilahirkan.”Terlepas dari  proses kehamilannya apakah melalui nikah atau hubungan seks pra-nikah, namun menurut saya yang terpenting adalah perlunya Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)” ungkap Kepala BKKBN yang akrab dipanggil bu Dani tersebut.

            Menurut Dwi Listyawardani, usia ideal melahirkan bagi wanita adalah antara 20 sampai 30 tahun. Dalam usia tersebut seluruh organ reproduksi wanita dinilai sudah matang untuk mengandung dan melahirkan, sehingga dinilai lebih menjamin kesehatan ibu maupun bayi yang dilahirkan. Menyinggung persoalan remaja yang dewasa ini banyak yang menjadi “korban” Triat KRR atau narkoba, HIV-Aids maupun seks pra nikah, menurutnya perlu digalakkan program Generasi Berencana atau GenRe. “Melalui GenRe, remaja akan diberikan pemahaman tentang usia berapa akan menikah, melahirkan, mengatur jumlah maupun jarak kelahiran dan persiapan berumah tangga lainnya” papar Dwi Listyawardani. Dalam hal ini BKKBN provinsi Kalimantan Barat telah memiliki Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dengan tenaga konselornya, yang siap memberikan layanan konsultasi dan konsultasi bagi remaja yang menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Layanan PPKS ini disediakan secara gratis dan terbuka untuk umum, dengan lokasi di kompleks kantor perwakilan BKKBN provinsi Kalimantan Barat Jalan Adi Sucipto nomer 70 Pontianak. 

            Kendati demikian menurut Dwi Listyawardani untuk mencegah agar remaja tidak terjerumus dalam Triad KRR, perlu dikembangkannya komunikasi dalam keluarga. Menurutnya keluarga merupakan benteng pertama dan utama dalam menghadapi berbagai persoalan. Orang tua dengan anak sebaiknya mengembangkan komunikasi secara efektif sehingga anak selain mendapatkan hak-haknya juga akan merasa diayomi oleh orang tuanya. Oleh karenanya sesuai dengan adanya 8 fungsi yang ada dalam keluarga diantaranya fungsi agama dan kasih sayang dapat dikembangkan menjadi media yang efektif dalam menghadapi berbagai persoalan remaja baik di sekolah maupun dalam pergaulan sehari-hari. (by Adi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimasih telah memberikan komentar