Nanga Tayap, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Kalimantan Barat,
Ir. Dwi Listyawardani, mengungkapkan Pesona Bhayangkara Kencana Borneo Mupen On
The Road diharapkan dapat menjangkau dan melayani masyarakat di daerah
pedalaman serta terpencil. Karena disadari masih banyak Pasangan Usia Subur di Kalbar yang berada di
daerah daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, daerah aliran sungai dan
kepulauan yang belum mendapatkan pelayanan KB yang maksimal karena keterbatasan
akses informasi dan pelayanan," katanya disela pemutaran film mengenai
Keluarga Berencana di Nanga Tayap, baru-baru ini.
Ket : Rombongan BMOR menyeberangi Sungai menggunakan Ferry.
Ia mengatakan, prinsip kemitraan dalam penggarapan Program KB, dan dengan
dukungan dari berbagai pihak, Kalbar telah berhasil memperoleh hasil capaian
pelayanan KB melampaui perkiraan permintaan kebutuhan masyarakat yang telah
ditetapkan.
Dwi Listyawardani mengatakan, kerja sama antara jajaran Kepolisian dan jajaran
BKKBN bersama Pemerintah Provinsi dan dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di
wilayah Polres dan Polresta, diharapkan dapat meminimalisir masalah tersebut. " yang jelas kegiatan ini memberikan kemudahan akses pelayanan bagi masyarakat diseluruh
pelosok Kalbar," katanya. Dwi Listyawardani mengatakan, kondisi kualitas penduduk Kalbar saat ini masih
sangat rendah. Hal ini tercermin dari tingkat pendidikan, kesehatan maupun
kesejahteraan yang masih sangat rendah pula. "Oleh karena itu tingkat kelahiran harus tetap dikendalikan termasuk di
daerah yang jarang penduduknya, sebab jika penduduk tidak dikendalikan
kelahirannya, maka akan semakin banyak penduduk baru lahir dengan kualitas
rendah," kata mantan Sekretaris BKKBN Jawa Timur ini.
Ditambahkannya, dan daerah yang jarang penduduknya akan semakin diisi oleh
penduduk yang rendah kualitasnya, sehingga akan semakin sulit bagi pemerintah
daerah untuk mengelola daerahnya.
"Jika pemerintah daerah tidak mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengendalikan kelahiran, maka dampak yang akan kita rasakan bersama sama adalah meningkatnya pemenuhan kebutuhan baru untuk bayi, balita, dan anak usia sekolah, serta bahkan untuk kebutuhan untuk ibu hamil dan melahirkan," jelas Dwi Listyawardani. Bulan Bhakti KB Kesehatan Bhayangkara ini menargetkan sasaran sebanyak 1083 akseptor selama periode Mei-Juli 2013, diantaranya peserta KB baru pasca persalinan/keguguran sebanyak 759 akseptor dan ganti cara (dari pil suntikan ke MKJP) sebanyak 324 akseptor. (nia Berkat diposting Adi Latbang)
"Jika pemerintah daerah tidak mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengendalikan kelahiran, maka dampak yang akan kita rasakan bersama sama adalah meningkatnya pemenuhan kebutuhan baru untuk bayi, balita, dan anak usia sekolah, serta bahkan untuk kebutuhan untuk ibu hamil dan melahirkan," jelas Dwi Listyawardani. Bulan Bhakti KB Kesehatan Bhayangkara ini menargetkan sasaran sebanyak 1083 akseptor selama periode Mei-Juli 2013, diantaranya peserta KB baru pasca persalinan/keguguran sebanyak 759 akseptor dan ganti cara (dari pil suntikan ke MKJP) sebanyak 324 akseptor. (nia Berkat diposting Adi Latbang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimasih telah memberikan komentar