Pontianak (29-04-2013). Sebanyak 28 orang bidan dari seluruh kabupaten dan kota di Kalimantan Barat mulai tanggal 29 April sampai dengan 2 Mei 2013, mengikuti Pelatihan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) Keluarga Berencana, di Pontianak. Kepala Perwakilan BKKBN provinsi Kalimantan Barat Ir.Dwi Listyawardani M,Sc DipCom ketika membuka pelatihan tersebut mengatakan, bidan memiliki peran yang strategis dalam mensukseskan program KB." Bidan adalah pendukung utama program KB, oleh karenanya bidan perlu dibekali pengetahuan tentang bagaimana memberikan konseling bagi calon akseptor KB" ujar Dwi Listyawardani.
Ket : Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Ir.Dwi Listyawardani M.Sc DipCom
mengalungkan tanda peserta kepada bidan utusan kab.Landak
Menurut Ir.Dwi Listyawardani bidan perlu diberikan ketrampilan khusus, mengingat banyak calon akseptor KB yang tidak mengetahui alat dan obat kontrasepsi yang cocok dan aman baginya.
Apalagi saat ini BKKBN memprioritaskan program KB pasca Persalinan dan Pasca Keguguran, dengan metode kontrasepsi MKJP. Walaupun kontrasepsi hormonal tetap dilaksanakan, namun metode MKJP dinilai lebih memberikan rasa aman baik dari segi kesehatan maupun dan kekhawatiran droup out KB. Dengan prioritaskannya program KB Pasca Kelahiran dan Pasca Keguguran ini diharapkan akan mengendalikan Total Fertility rate (TFR Kalbar yang menurut hasil SDKI tahun 2012 mencapai 3,1 atau jauh dibanding keinginan jumlah anak yang sebenarnya diinginkan oleh PUS 2,65.
Dalam pelatihan ini akan diisi dengan materi klasikal dan diskusi kelompok serta praktek lapangan yang meliputi bina suasana, kebijakan program KB Nasional, komunikasi, konseling, serta strategi pemberian konseling kepada akseptor KB. Sebagai fasilitator selain Widyaiswara BKKBN Kalbar juga menghadirkan bidan senior dari Kabupaten Kubu raya dan praktisi kebidanan dari akademi kebidanan Pontianak. (by Adi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimasih telah memberikan komentar