Seusai sarapan pagi di
Hotel Kartika Chandra pada hari Selasa, 26 Maret 2013, peserta menuju Haryono
Suyono Center (HSC) di Siti Padmirah College, Jl. Pengadegan Barat No. 4,
Perdatam Jakarta Selatan menggunakan bis.
Ket : Peserta di diangkut menggunakan bis menuju HSC.
Sesampainya di sana,
peserta disambut oleh Ibu Hj. Hastinah Astuty Haryono Suyono dan tim HSC.
Peserta diajak melihat kebun bergizi Ibu Astuty yang terletak di lantai 3. Yang
menarik adalah meskipun Ibu Astuty sudah memasuki usia 70 tahun, beliau tetap
enerjik menyambut dan mengantarkan para peserta untuk melihat kebun bergizi
miliknya yang terletak di lantai 3. Kebun bergizi tersebut terdiri dari berbagai
tanaman sayur dan buah yang ditanam dalam pot dan polybag. Di HSC yang juga merupakan rumah keluarga Haryono Suyono
juga terdapat kolam ikan dengan 4 ukuran sebagai contoh bagi peserta.
Ket : Peserta diajak melihat tanaman sayuran di atap HSC.
Kemudian peserta kembali
ke aula untuk acara pembukaan yang diawali dengan sambutan dari Ibu Astuty
Haryono Suyono, dilanjutkan dengan sambutan dari wakil peserta yang dalam hal
ini diwakili oleh Prof. Dr. Hidayat, MP dari Fakultas Pertanian sekaligus Ketua
LPPM Universitas Tanjungpura.
Selanjutnya Dr. Subiakto
Tjakrawerdaja selaku Sekretaris Yayasan Damandiri memberi sambutan sekaligus
membuka kegiatan OST. Dr. Subiakto Tjakrawerdaja dalam sambutannya menyampaikan
hal-hal sebagai berikut:
Ø
Sejak Posdaya diluncurkan pada bulan Juli 2011, HSC
telah melatih sebanyak 4600 peserta didik Training of Trainer Pos Pemberdayaan
Keluarga (TOT Posdaya). Angkatan didik kali ini adalah angkatan ke-40.
Ø
Posdaya dibentuk karena ada kerisauan yang
berkaitan dengan banyaknya jumlah keluarga miskin di Indonesia. Data BPS yang
disampaikan oleh Apriliani menunjukkan bahwa terjadi perlambatan dalam
penurunan keluarga miskin, sehingga sampai saat ini kita masih memiliki sekitar
70 juta rakyat miskin.
Ø
Data BPS memperlihatkan tingginya Gini Ratio antara penduduk kaya-miskin,
yakni sebesar 0,42.
Ø
Oleh karena itu, maka tema besar pendirian
Posdaya adalah:
1) Bagaimana
mewujudkan kesejahteraan umum sesuai
cita-cita para pendiri bangsa yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
2) Kemandirian
bangsa, dalam hal pangan dan energi.
Yang membuat miris adalah saat ini kita masih mengimport sembako. Ini
berarti dalam perang ekonomi yang kita hadapi saat ini, kita masih sangat
tergantung secara ekonomi. Kemandirian berarti kemerdekaan. Kita kalah jauh
dibanding Brazil yang mampu menghemat sumber energi yang dimilikinya dengan
memanfaatkan ampas tebu sebagai biogas. Kini 80% energi yang digunakan di
Brazil adalah biogas dari ampas tebu.
Ket : Dr. Subiakto Tjakrawerdaja selaku Sekretaris
Yayasan Damandiri memberi sambutan sekaligus membuka kegiatan OST
Ø
Posdaya digagas sebagai program percepatan
pemberdayaan masyarakat. Dengan hadirnya Posdaya diharapkan:
1) Agar
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah dapat
memberdayakan masyarakat. Akan tetapi, pendekatan dari pemerintah saja tidak
cukup, harus ada upaya dan partisipasi aktif dari
masyarakat. Hal ini dapat dinalar dengan analogi matematika:
1 x 0 = 0
100 x 0 = 0
Artinya, betapa pun besar usaha dari pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, bila tanpa ada usaha dan partisipasi dari rakyat,
maka hasilnya nol besar. Oleh sebab itu, Posdaya berupaya mengintegrasikan upaya dari pemerintah dan masyarakat melalui kerja keras dan kerja cerdas. Dalam
kerja cerdas inilah perguruan tinggi berperan.
2) Gotong-royong,
karena kerja sendiri tidak mungkin bisa mengatasi persaingan global.
Pada tahun 2015 nanti akan dibuka free-trade
ASEAN. Dalam kondisi ini, hanya sarjana yang memiliki sertifikasi yang
dapat ikut dalam persaingan. Sarjana yang tidak memiliki sertifikasi akan
tersisih oleh tenaga kerja dari luar negeri.
3) Mengintegrasikan
pendekatan-pendekatan lintas sektoral.
Ø
Peran Posdaya:
1) Forum
silaturahmi.
2) Koordinator
pendekatan atas bawah dan lintas sektor.
3) Memfasilitasi
dan menginisiasi pembentukan kegiatan kemasyarakatan serta merevitalisasi
lembaga kemasyarakatan yang sudah ada seperti PAUD, BKB, BKR, dan Posyandu.
Ø
Saat ini tengah dikembangkan Posdaya berbasis
masjid untuk memakmurkan masjid.
Ø Posdaya
juga ditujukan untuk mempromosikan ekonomi biru (blue economy) yang dicetuskan oleh Gunther Pauli. Ekonomi biru
merupakan kelanjutan dari ekonomi hijau (green
economy). Ekonomi hijau merupakan upaya untuk meminimalisir sampah atau
sisa pemanfaatan barang oleh manusia yang terkenal dengan semboyan reduce
(kurangi penggunaan bahan plastik), reuse
(manfaatkan kembali bahan-bahan yang masih bisa digunakan), dan recycle (daur ulang bahan-bahan yang
telah digunakan). Sementara ekonomi biru artinya ekonomi tanpa sisa (zero waste), karena semua limbah diolah
dan didaur ulang. Ekonomi biru disebut juga ekonomi kerakyatan.
Kegiatan dilanjutkan
dengan pemberian cinderamata kepada perwakilan dari tiap rombongan dan materi
sesuai jadwal dan materi terlampir. Acara ditutup dengan makan malam bersama.
Keesokan
harinya, pada hari Rabu, 27 Maret 2013, peserta dibagi menjadi 3 rombongan yang
setiap rombongan terdiri dari 3 minibus. Ketiga rombongan ini dijadwalkan akan
melakukan studi banding ke tiga Posdaya, yaitu:
1. Rombongan
pertama (diikuti oleh Yulaecha) menuju Rukodaya Kramat di Jakarta Pusat.
2. Rombongan
kedua (diikuti oleh Pranowo Adi) menuju Posdaya Sejahtera di Bubulak Bogor.
3. Rombongan
ketiga (diikuti Prof. Dr. Hidayat, MP dari Untan) menuju Posdaya Kenangan di
Situgede Bogor.
Dalam kunjungan ke Rukodaya
Kramat, rombongan disambut dengan kesenian marawis yang disajikan oleh ibu-ibu
PKK. Rombongan menuju Aula Kelurahan Kramat untuk mendengarkan sambutan dari
Wakil Camat Senen (Bapak Harry Purnama), dilanjutkan sambutan dari pimpinan
rombongan (Faozan Alfikri, SH, MKM), dan paparan mengenai Rukodaya Kramat dari
Bapak Herry Novian selaku Ketua RW 08 sekaligus Ketua Rukodaya Kramat. Acara
kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Asisten Kesehatan Masyarakat Jakarta
Pusat, Bapak Drs. Syamsudin Lologuan dan ditutup dengan pembacaan doa yang
dipimpin oleh Bapak Samsudin.
Rombongan kemudian diantar
berkeliling untuk mengunjungi 11 lingkaran kecil yang terdiri dari BKB, BKR,
BKL, PAUD, Posyandu, PKK, pengajian ibu-ibu, kelompok KB pria “Elang Laut”, kelompok
usaha, PIK Keluarga, dan taman bacaan serta kebun bergizi. Dalam kunjungan ini,
terlihat antusiasme warga dalam melaksanakan kegiatan di berbagai lingkaran
kecil Posdaya. Antusiasme ini menurut Ketua Rukodaya disebabkan karena adanya
partisipasi warga yang mampu dengan menyediakan tempat, sarana, dan menjadi
donatur tetap dalam kegiatan di 11 lingkaran kecil Posdaya. Pihak pemerintah
daerah juga aktif dalam melakukan follow-up
terhadap warga sehingga motivasi warga untuk aktif dalam kegiatan terjaga.
Aparat di Kelurahan Kramat juga sering mengadakan kegiatan lomba dan door-prize. Selain itu, pemda
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat membuat dan memberikan ID-card bagi para kader yang telah
mengabdi minimal selama 5 tahun. ID-card
ini berbentuk seperti e-KTP dan berfungsi sebagai semacam asuransi dimana kader
mendapat jaminan berobat gratis di semua fasilitas kesehatan pemerintah.
Sementara itu kunjungan OST
di Posdaya Sejahtera Kelurahan Bubulak peserta sebelum meninjau lokasi kegiatan
pemberdayaan keluarga, disambut dengan acara penyambutan oleh anak-anak siswa
PAUD Sejahtera yang dibina oleh Posdaya Sejahtera. Dalam penyambutan di jalan
menuju lokasi tersebut anak-anak PAUD menyanyikan lagu anak-anak seperti
“balonku” dan “Ke Puncak gunung” serta dilanjutkan dengan pengalungan selempang
kepada 3 perwakilan rombongan.
Ket : Siswa PAUD Sejahtera mengalungkan Selempang kepada
peserta OST.
Usai pengalungan selempang
rombongan dengan diiringi musik rebana memulai peninjauan ke sejumlah sentra
usaha masyarakat seperti, sentra pembuatan tas, sirup buah pala, industri
rumahan konveksi dari kain perca, pembuatan yogurt, pembuatan keranjang
sayuran, meninjau PAUD Sejahtera, dan mengunjungi PIK Remaja. Di lokasi ini
peserta tidak hanya mengunjungi sejumlah lokasi dan berdialog langsung dengan
pengrajin, tetapi juga mengadakan dialog dengan mengambil lokasi di masjid
kelurahan setempat yang menghadirkan narasumber ketua Posdaya kelurahan Bululak
Madsa’i, Sekretaris kelurahan setempat Karma dan perwakilan dari IPB Bogor
selaku pembina Posdaya sejahtera.
Ket : Sentra Industri Tas yang ditekuni anggota Posdaya
Sejahtera.
Ketiga rombongan bertemu
di Taman Buah Mekarsari Cileungsi Bogor untuk menerima wawasan mengenai cara
bercocok tanam vertikultur dan cara membuat kompos serta arang sekam. Rombongan
kemudian berkeliling taman buah dengan menaiki kereta wisata. Setelah itu,
rombongan menuju HSC di Jakarta Selatan untuk menerima materi dari Prof. Dr.
Haryono Suyono setelah makan malam. Acara ditutup dengan penyerahan setifikat
kepada para peserta dan foto bersama.
Ket : Prof. Dr. Haryono Suyono menyampaikan materi tentang
Peran Posdaya
Dalam gerakan Pembangunan Berbasis
MDGs
Dalam
paparannya, Prof. Dr. Haryono Suyono berpesan:
v
Gagasan Posdaya mulai muncul sekitar tahun 2000.
v
Pada tahun 2000, Presiden Megawati Soekarno Putri
mengikuti pertemuan di New York yang menghasilkan MDGs.
v
Presiden SBY kemudian mengikuti pertemuan lanjut
untuk menyempurnakan MDGs di New York pada tahun 2005. Dalam pertemuan MDGs ini
disepakati bahwa kesejahteraan keluarga tidak dapat diukur hanya dengan
pendapatan per kapita.
v
Pada tahun 2006, Presiden SBY mengundang semua
menteri, gubernur, bupati dan walikota untuk menggagas cara pencapaian MDGs,
namun gagal. Kegagalan ini dikarenakan pemerintah masih memakai perspektif lama
yang beranggapan bahwa masyarakat akan menuruti pamong praja.
v
Oleh karena itu, Haryono Suyono memilih untuk
menjalin kerjasama dengan pihak perguruan tinggi yang dianggap lebih jeli dalam
memahami kondisi masyarakat saat ini. Solusi yang diperoleh dari kerjasama ini
adalah pembentukan Posdaya. Kesepakatan yang dijalin dengan pihak perguruan
tinggi adalah bahwa kegiatan pembentukan dan penumbuhan Posdaya merupakan
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah
Kerja Nyata (KKN).
v
Kesalahan utama program-program kemasyarakatan
yang dicanangkan oleh pemerintah sehingga program tersebut akhirnya tidak jalan
adalah: banyak hal yang tidak seharusnya dikerjakan, justru dikerjakan;
sementara banyak hal yang seharusnya dikerjakan, malah tidak dikerjakan.
v
Inpres nomor 3 tahun 2010 yang diterbitkan
tanggal 21 April 2010 menyatakan bahwa pengukuran keberhasilan pembangunan wajib menggunakan indikator MDGs.
v
Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam penyusunan
Beyond MDGs pada tahun 2015.
v
Jangan pikirkan anggaran dari mana, tetapi
juallah program Posdaya itu. ( Adi dan Yulaecha)